LETS DO SOMETHING BEAUTIFUL FOR GOD
(Mother Teresa)

Pengantar

Di kelas XII ini, kita akan berbicara bagaimana kita semakin menjadi sahabat bagi semua orang, lewat belajar Ajaran Sosial Gereja. Ajaran Sosial Gereja merupakan salah satu perwujudan iman kita yang membawa kita akan kesadaran bahwa kita juga bagian dari masyarakat kita, bagian dari sesama kita. Oleh karena, sebelum kita belajar tentang Apa itu Ajaran Sosial Gereja kita akan lebih dahulu memahami apa arti iman? Bagaimana kita kemudian menanggapi iman itu lewat hati nurani kita, juga ketika kita berhadapan dengan kasus-kasus moral, Kemudian kita juga akan memahami makna Gereja, Serta Visi Gereja setelah Konsili Vatikan II, dan baru kemudian kita akan mengenal dan memahami sampai pada aksi sosial berhubungan dengan ajakan dalam Ajaran Sosial Gereja.

Kamis, 24 Juli 2008


Suara Hati (Conscience)

A. Apa itu Kebebasan ?

Akhirnya saya harus membayar Rp. 25.500,- untuk satu porsi makanan yang saya pesan. Untuk itu, saya berikan uang Rp. 50.000,- Waktu saya menghitung-hitung kembalinya, ternyata pelayan rumah makan tadi mengembalikan Rp. 30.500,- . Sejenak saya senang: sudah makan enak malah masih diberi uang! Tapi segera hati saya menegur: kau harus segera mengembalikan uang kelebihan itu karena kau tidak berhak atasnya. Kalau tidak, pelayan itu yang harus membayar kekurangan kasnya pada bosnya. Saya menjadi sadar bahwa secara moral saya wajib mengembalikan kelebihan itu. Tetapi sekaligus saya juga menyadari bahwa saya juga bisa untuk tidak mengembalikan uang tersebut. Saya bisa untuk tidak menghiraukan teguran suara hati saya. Saya bebas untuk menaati suara hati saya atau tidak.
Dengan kebebasan itu saya menyadari bahwa saya, dan hanya saya yang bertanggungjawab atas perbuatan saya.
Hanya karena saya memiliki kebebasan maka saya dapat dibebani kewajiban moral.
Sedangkan binatang tidak mengenal kebebasan. Segala sesuatu yang dilakukan ditentukan oleh insting dan kecenderungan alamiah lainnya. Maka apa yang akan dilakukan bisa kita ramalkan sebelumnya. Berbeda dengan manusia, sebagai makhluk yang berakalbudi manusia mempunyai pengertian. Pengertian itu berarti bahwa ia memahami alternatif-alternatif untuk bertindak. Itulah sebabnya ia bebas. Ia dapat memilih berbuat ini atau itu. Dan karena ia bebas, ia dapat dibebani kewajiban. Begitulah Tuhan menganugerahkan kebebasan kepada kita. Kita diberi otonomi untuk bertindak. Sama seperti seorang ibu yang membantu anaknya berjalan. Bila ibu itu adalah ibu yang baik maka kadang-kadang juga akan membiarkan anaknya jatuh agar ia belajar bangkit dan kemudian mampu berjalan sendiri. Tuhan juga demikian, karena ia ingin manusia berkembang.
Ada dua arti kebebasan, yaitu:

Kebebasan eksistensial
Kebebasan yang diberikan Tuhan sejak kita lahir, untuk menentukan tindakan kita sendiri


Dengan kebebasan ini manusia bisa menentukan apa yang ingin dia lakukan. Tetapi secara kodrat ia tetap terbatas. Seandainya kita menggerakkan tangan kita ke atas dan ke bawah menyerupai burung dengan kecepatan tinggi kita tetap tidak bisa terbang. Hal ini bukan bebrarti kita dibatasi tetapi sebagai wujud khas manusia yang bukan seperti burung. Yang bisa kita anggap pengekangan terhadap kebebasan kita bila karena paksaan orang lain kita tidak mampu menggerakkan seluruh bagian tubuh kita, atau bila pengekangan itu dilakukan bukan hanya secara fisik tetapi juga mental atau rohani. Seperti seorang tawanan yang mengalami siksan fisik dan bentakan keras, ia bisa mengalami ketakutan yang luar biasa yang membatasi kebebasannya. Oleh karena itu orang ini membutuhkan kebebasan sosial


Kebebasan Sosial
Kebebasan yang diberikan orang lain kepada kita

Hal ini menunjukkan bahwa kebebasan itu kita hayati juga dalam hubungan kita dengan orang lain. Misalnya saja bila kita setiap hari main bola di tanah lapang di dekat rumah kita, tetapi pada suatu hari kita melihat di tanah itu terpasang pengumuman “Tanah ini milik….!!! Yang tidak berkepentingan dilarang memasukinya…!!!. Mendadak kita sadar bahwa kebebasan kita main bola dibatasi oleh pemilik tanah tersebut. Tetapi juga kita sadar bahwa kita perlu juga menghormati pemilik tanah tersebut.
Demikian juga, kita sebagai siswa Kanisius diberi banyak kebebasan oleh sekolah entah memilih ekskul, memakai sepatu dengan warna bebas, belajar mengorganisasi sebuah kegiatan dll. Tetapi kebebasan sosial itu kita hayati dalam hubungan kita juga dengan orang lain. Kita bebas tetapi bertanggungjawab dengan apa yang kita lakukan agar jangan sampai merugikan orang lain.

Kebebasan yang diberikan kepada kita seringkali justru memberi keleluasaan kita untuk melakukan segala sesuatu sesuka kita dan bahkan lebih cenderung ke arah yang buruk daripada yang baik. Inilah gambaran dinamika hidup manusia yang justru karena kebebasan yang diberikan padanya mengarahkannya pada DOSA.

Seperti dalam Kisah Manusia jatuh ke dalam dosa (Kej 3 : 1-24)


A. Suara Hati

Setiap manusia dalam hatinya memiliki suatu kesadaran tentang apa yang menjadi tanggungjawab dan kewajibannya. Tetapi kesadaran itu tidak selalu kita perhatikan . Namun dalam situasi yang konkret suara hati akan selalu menyatakan diri sebagai kesadaran tentang apa yang menjadi kewajibannya berhadapan dengan masalah konkret yang dihadapinya.
Suara hati atau Hati Nurani seringkali juga disebut sebagai keputusan suara hati, atau dalam bahasa latin disebut Judicium Consientiae.

1. Pengertian Suara Hati
Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes no. 16
Suara hati adalah inti manusia yang paling rahasia dimana manusia seorang diri mendengar sapaan Allah di dalam batinnya (Sanggar Suci Allah)

Katekismus Gereja Katolik no. 1778
Suara hati adalah keputusan akal budi dimana manusia mengerti apakah suatu perbuatan konkret yang dia rencanakan, sedang dilaksanakan atau sudah dilaksanakan bersifat baik atau buruk secara moral

Buku Iman Katolik
Suara hati adalah kemampuan manusia untuk menyadari tugas moral dan untuk mengambil keputusan moral

Dr. Franz Magnis Suseno
Suara hati adalah kesadaran dalam batin manusia bahwa manusia berkewajiban mutlak untuk melakukan hal-hal yang benar sesuai dengan tanggungjawabnya dalam situasi yang konkret.

Dari berbagai pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa suara hati dapat diartikan secara luas dan secara sempit.
Arti luas : Dalam arti luas hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Keinsafan akan adanya kewajiban.
Arti sempit : Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur .

2. Cara Kerja Suara Hati
a. Dalam hati manusia, sebelum bertindak atau berbuat sesuatu, ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa da yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda.

Pada saat suatu tindakan itu dilakukan, suara hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati akan mendorong supaya perbuatan itu dilakukan. Dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan melarang perbuatan untuk dilakukan. Dan akan terus bekerja dengangan mendorong perbuatan baik dan melarang perbuatan buruk.

Sesudah suatu tindakan atau perbuatan, maka kata hati muncul sebagai hakim yang memberi vonis. Untuk perbutan yang baik, kata hati akan memberi tanda lewat perasaan positif dengan pujian yang membuat orang merasa senang, bangga, tenang dsb. Nmaun jika perbuatan itu buruk maka ia akan memberi tanda lewat perasaan yang muncul, karena suara hati mencela perbuatan tersebut sehingga orang merasa gelisah, malu, menyesal, putus asa dsb.


Demikianlah kata hati muncul sebagai indeks (petunjuk), kemudian sebagai iudex (hakim) dan sekaligus vindex (penghukum).

3. Fungsi Hati Nurani


Suara hati berfungsi sebagai:
Pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan apakah tindakan itu baik atau buruk.
Pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari
Menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya


4. Suara Hati keliru

Suara hati kita bisa juga menjadi suara hati yang keliru karena hal-hal di bawah ini :

Ketidaktahuan
Seseorang melakukan tindakan tanpa didasari oleh kesadaran apakah yang ia lakukan benar atau salah karena ia tidak mengetahui apakah perbuatan itu benar atau salah.
Contoh:
Seorang anak yang sejak kecil hidup dalam lingkungan pencuri. Ia tidak akan mengerti bahwa mencuri itu salah, baik atau buruk , maka ia tetap melakukan tindakan mencuri

Kebiasaan
Contoh :
Deni hari ini tidak belajar untuk ulangan Matematika yang akan dilaksanakan hari ini. Ia kemudian mencari cara agar ia tetap mendapatkan nilai baik, akhirnya ia menyontek. Suara hati yang memberinya kesadaran tidak dihiraukannya Karena tidak ketahuan maka ia mengulang perbuatan itu berulangkali, sampai menjadi suatu kebiasaan, sehingga ia tidak lagi peka apakah perbuatan itu benar atau salah.

Ideologi
Contoh :
Seseorang menganut paham komunisme. Maka ia sangat yakin dengan kehidupan bersama, yang semua harus sama dan rata, dan ia tidak mempercayai bahwa Tuhan itu ada. Oleh karenanya keputusannya akan didasarkan pada paham/ideology yang diyakinminya benar, meskipun secara obyektif tidak bisa dibenarkan.




Pengalaman masa lalu
Contoh :
Seorang anak yang sejak kecil dikatakan bodoh, maka ia akan sellau ragu-ragu ketika harus membuat keputusan. Semua yang ia lakukan akan didasarkan pada keraguan, karena ia mempunyai gambaran diri yang bodoh

Rasionalisasi

Alasan yang selalu dibuat seolah-olah benar akan mengacaukan suara hati kita sampai kita sulit untuk membuat keputusan karena segala yang baik dan benar yang harus kita lakukan dibutakan oleh rasionalisasi yang kita buat.

_________________________________
Pedoman yang dapat dipegang



Suara Hati Benar, jika kata hati kita sesuai dengan norma obyektif

Suara Hati Keliru, jika kata hati kita tidak sesuai dengan norma obyektif


Hati nurani yang pasti, artinya, secara moral dapat dipastikan bahwa hati nurani tidak keliru.
Hati nurani yang bimbang, artinya masih ada keraguan

Hal-hal di bawah ini bisa menjadi pedoman :
Suara hati yang benar dan pasti, maka:
Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan
Perbuatan yang buruk harus dielakkan

Suara hati yang pasti, tetapi keliru, maka:
Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan
(Misalnya, seorang siswa merasa pasti bahwa hari Senin adalah hari puasa, maka ia harus berpuasa walaupun keliru)

· Perbuatan buruk harus dielakkan
( Misalnya, seorang remaja merasa pasti bahwa mencium kekasihnya adalah dosa, maka ia harus mengelakkannya walaupun keliru)

Suara hati yang tidak pasti
Seseorang dapat memilih yang paling menguntungkan. Misalnya, hati nurani seseorang tidak merasa pasti apakah hari ini hari puasa atau tidak, maka ia boleh memilih yang menguntungkan dia
Jika menyangkut nyawa manusia, itu harus didahulukan. Misalnya, jika seseorang tidak merasa pasti bahwa suatu cara KB bersifat abortif atau tidak, maka ia harus menolak cara itu, sebab menyangkut nyawa manusia.

Arti dan Peranan Suara Hati dalam Kitab Suci

Membaca (Rm 7: 14-26), Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes

Santo Paulus mengatakan kepad kita bahwa dalam diri kita ada dua hokum, yaitu hokum Allah dan hokum dosa. Kedua hokum itu saling bertentangan. Hukum Allah menuju kebaikan sedangkan hukum dosa menuju kepada kejahatan. Santo Paulus menyadari bahwa selalu ada pergulatan antara yang baik dan yang jahat dalam hati manusia

Dalam mengambil keputusan, kita mempunyai pedoman bukan berasal dari luar diri kita, tetapi berasal dari dalam diri kita sendiri. Setiap orang mempunyai daya khusus, untuk mengenal yang baik dan buruk. Dalam situasi yang konkret kita disadarkan oleh suara hati kita untuk melakukan hal yang baik yang akan membahagiakan diri kita, dan jika tidak kita laksanakan maka kita akan kecewa dan menyesal.

Konsili Vatikan II dengan sangat indah mengungkapkan dalam dokumen Gaudiumet Spes artikel.16 demikian:
“Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan hukum, ynag tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaati. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya: jalankan ini, elakkan itu sebab dalam hatinya, manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu dan menurut hukum itu pula ia akan diadili.”

Hati nurani adalah sanggar suci Allah. Pesan Allah menggema dalam hati kita. Berkat hati nurani dikenallah secara ajaib hokum yang dilaksanakan dalam cinta kasih terhadap Allah dan sesama. Atas kesetiaan kita terhadap hati nurani maka kita bersama semakin banyak orang mencari kebenaran dan mampu memecahkan persoalan moral yang timbul baik dalam hidup perorangan maupun dalam kehidupan masyarakat.



Tulislah pula arti dan peranan Suara Hati menurut agama dan keyakinan anda masing-masing !!!



















Sumber Pustaka:
Etika Dasar: Franz Magnis Suseno. Yogyakarta: Kanisus. 1989.
Pendidikan Agama Katolik untuk SMU/SMK. Jakarta: Komkat KW. 2004
Konstitusi Gaudium et Spes. Artikel . 16
Kitab Suci
Pandangan Agama masing-masing

Apa Arti Iman bagiku ?

BAB I
UNGKAPAN IMAN DAN PENGHAYATAN IMAN

1. Hidup Beriman

Iman dapat diibaratkan seperti hubungan cinta antara dua orang manusia. Meskipun cinta itu menyangkut perasaan hati seorang yang bersifat pribadi , namun apabila tidak dinyatakan atau diungkapkan tidak akan berdampak apa-apa. Maka orang harus berani menyatakan “aku cinta padamu” terhadap orang yang dicintainya.
Iman adalah hubungan cinta antara manusia dengan Tuhan. Manusia menyerahkan seluruh hidunya kepada Tuhan, karena manusia mengalami dirinya dicintai oleh Tuhan. Dalam hubungan itu manusia secara pribadi mengungkapkan segala perasaan dan hasrat hatinya kepada Tuhan melalui bermacam ungkapan, antara lain dengan doa dan ibadat. Melalui doa dan ibadat, iman yang merupakan sikap hati seseorang yang bersifat pribadi dapat diungkapkan secara langsung kepada Tuhan. Namun sikap dasar hatinya, penghayatannya harus ada. Tanpa sikap dasar hati atau penghayatan tersebut, ungkapan menjadi kosong dan tidak berarti. Jadi iamn tanpa ungkapan atau penghayatan merupakan ungkapan yang tidak bermakna. Di samping ungkapan dan penghayatan iman harus diwujudkan secara nyata dalam tindakan. Ungkapan-ungkapan dalam bentuk doa atau ibadat memang perlu. Demikian juga sikap dasar hati atau penghayatannya. Tetapi semua memang perlu diwujudkan dalam tindakan nyata, yang menjadi ukuran kedalaman iman seseorang juga tindakannya. Orang dapat disebut betul-betul beriman apabila dia sungguh-sungguh menghayati imannya dan mewujudkan imannya dalam hidup sehari-hari.


Iman tanpa ungkapan atau pernyataan secara langsung adalah Iman yang semu; ungkapan tanpa dasar hati atau penghayatan merupakan ungkapan yang tidak bermakna. Di samping ungkapan dan penghayatan iman harus diwujudkan secara nyata dalam tindakan. Dalam iman memang terdapat segi-segi yang bersifat rahmat, misteri , pribadi. Namun karena manusia hidup dalam dunia nyata maka kehidupan imannya harus menjadi nyata pula.
Ada tiga segi yang menentukan dinamika hidup orang beriman yaitu:pengetahuan atau pemahaman, perayaan atau ungkapan dan penghayatan atau perwujudan. Segi-segi dalam iman tersebut senantiasa menuntut orang beriman tidak saja tahu tentang iman akan tetapi lebih mampu dan mau mengungkapkan iman serta menghayatinya secara konkret dalam hidup sehari-hari.
Untuk bisa menyerahkan dirinya kepada Tuhan manusia harus mengembnagkan kemampuan dalam dirinya yaitu:
· Pikiran : manusia mampu berpikir, manusia mengerti dan merasakan Tuhan itu ada
Perasaan : manusia merasakan bahwa Tuhan itu baik
Kehendak : manusia terdorong untuk melakukan tindakan
Tindakan : merupakan wujud dari kehendak manusia
Masing-masing kemampuan salaing kait mengkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang beriman yang baik mengetahui dan memahami kebenaran yang terkandung dalam iman itu; kemudia mengolah dan menghayatinya dalam hati; mengungkapkannya melalui doa atu ibadat; akhirnya mewujudkannya dalam tindakan nyata sehari-hari.


2. Ungkapan Iman, penghayatan iman dan perwujudan iman

a. Ungkapan Iman

Seperti juga dalam relasi antara manusia dengan manusia maka dalam relasi antara manusia dengan Tuhan, manusia diungkapkan melalui berbagai sarana atau simbol baik dalam doa, ibadat maupun perayaaan-perayaan keagamaan. Ungkapan iman bisa berbentuk pujian, permohonan ataupun pernyataan. Manusia dalam ungkapan imannya dapat menggunakan cara atau tindakan yang dilakukan oleh seorang petugas resmi dengan mempergunakan benda-benda peralatan , perlengkapan tertentu serta pakaian tertentu pula. Relasi manusia dengan Tuhan akan lebih nyata jika manusia tidak hanya menggunakan sapaan Allah melalui ungkapan iman tetapi memberikan jawaban yang berasal dari penghayatan diri dalam relasinya berupa tindakan yang nyata.

b. Penghayatan Iman dan Perwujudan Iman

Relasi manusia dengan Allah menjadi lebih nyata jika tidak hanya dengan mengungkapkan imannya tetapi juga perwujudan dalam hidup sehari-hari, lewat perbuatan moral.
Yang mendasari seluruh perbuatan kita adalah semangat kristiani yang bersumber pada Yesus Kristus
Ajaran Yesus dalam mewujudkan iman:
a. Kita melakukan perbuatan baik yang berkenan kepada Allah bukan hanya didasaran pada perkataan saja
b. Kita harus mau mencintai secara radikal, maksudnya dengan sepenuh hati
c. Kita juga harus mencintai musuh-musuh kita
d. Tindakan baik itu perlu diwujudkan bagi sesama yang lemah, hina, miskin dan tak berdaya

Ada sebuah kisah pengalaman seseorang ...
KISAH (click disini!!!!)

Gereja bukan hanya gedung tetapi mempunyai arti sebagai persekutuan jemaat beriman kristiani.
Jemaat Beriman Kristiani

Kata Gereja merupakan kata yang diambil dari akar kata Yunani “ekklesia kuriake^” yang berarti jemaat Allah. Ekklesia dipakai dalam bahasa latin ecclesia, bahasa portugisigreja dan Gereja dalam bahsa Indonesia. Semua merupakan sebutan yang diambil dari ekklesia kuriake^ artinya jemaat Allah. Semua orang dipanggil dalam persekutuan jemaat beriman kristiani.

· Jemaat beriman Kristiani yaitu:
Persekutuan atau kumpulan orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, dibabtis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus yang meneruskan karya Allah di dunia.
· Gereja sebagai sakramen: gereja harus menampakkan kebaikan Allah
· Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus: antara anggotanya harus menjadi satu tubuh yang dalam perannya masing-masing saling bekerjasama dan Kristus adalah kepala tubuh itu.
· Gereja Kristus mempunyai empat sifat:

a. Satu
Gereja bersatu dalam iman yang sama dan mempunyai ungkapan iman yang sama seperti nampak dalam tata cara perayaan Ekaristi
b. Kudus
Gereja berasal dari yang Kudus yaitu Allah danmempunyai tujuan yang kudus yaitu melanjutkan karya Allah di dunia
c. Katolik
Berarti umum dan universal, maksudnya karya gereja harus dirasakan oleh semua orang tanpa memandang jenis kelamin, kelas sosial dan latar belakang kebangsaan
d. Apostolik
Gereja didirikan oleh dsar kedua belas rasul dan dilanjutkan oleh Paus dan para pembantunya di dunia untuk meneruskan karya perutusan dan penggembalaan Kristus yaitu untuk mengajar dan mewartakan kerajaan Allah di dunia
4. Hubungan Antara Ungkapan Iman, Penghayatan Iman dan Jemaat Beriman Kristiani

Sebagai jemaat beriman kristiani yang telah dipersatukan oleh babtis kita mempunyai konsekwensi untuk mengungkapkan imandan mewujudkan iman kita dalam penghayatan hidup sehari-hari dalam berbagai aktivitas iman seperti mengikuti perayaan Ekaristi, keterlibatan dalam Gereja dan keterlibatan dalam masyarakat antara ungkapan iman, perwujudan iman dan jemaat beriman kristiani merupakan yang tidak dipisah-pisahkan